Berfirmanlah Allah kepada Yunus: "Layakkah engkau marah?"

Renungan Pagi: Sabtu, 13 Juli 2024

Berfirmanlah Allah kepada Yunus: "Layakkah engkau marah?" (Yunus 4:9).

Kemarahan tidak selalu merupakan dosa, tetapi kemarahan cenderung berjalan dengan liar dan tidak bisa di kontrol dengan baik. Kita harusnya cepat bertanya mengenai karakter kemarahan ini, dengan mempertanyakan “Apakah Anda layak marah?” 

Mungkin kita bisa menjawab, “YA”. Sangat sering kemarahan menjadi puntung api orang gila, tetapi terkadang juga menjadi seperti api Elia dari Surga. 

Kita melakukannya dengan benar ketika kita marah terhadap segala perbuatan dosa. Manusia sering kali manusia marah dengan cara yang salah, mereka justru melawan Allah yang baik dan murah hati. 

Anak-anak Tuhan seharusnya bisa marah dengan benar, karena mereka sudah menerima banyak instruksi Ilahi. Ketika kita marah terhadap orang lain, seharusnya satu-satunya penyebab kemarahan adalah kejahatan yang mereka lakukan. 

Barangsiapa tidak marah terhadap pelanggaran dan perbuatan dosa, maka ia sepakat dengan perbuatan dosa tersebut. 

Dosa adalah hal yang menjijikkan bagi Allah dan tidak ada hati yang sudah diperbarui dapat sabar bertahan terhadap segala perbuatan dosa. 

Allah sendiri marah kepada orang jahat setiap hari, dan itu tertulis dalam Firman-Nya, “Hai orang-orang yang mengasihi TUHAN, bencilah kejahatan!” (Mazmur 97:10). 

Mengapa kita harus kesal dan marah kepada anak-anak atau marah kepada orang lain karena masalah-masalah kecil? Mengapa kita harus murka kepada teman? 

Apakah kemarahan merupakan hal yang terhormat sebagai orang Kristen, ataukah memuliakan Allah?Sikap pemarah tentu tidak dapat dibenarkan, tetapi ada kalanya kita juga harus marah untuk tindakan-tindakan tertentu. 

Misalnya marah kepada anak-anak yang mencuri, berkelahi atau mereka yang tidak mau beribadah. 

Banyak profesor memberi usul seolah-olah percuma kemarahan dilawan, tetapi biarlah orang percaya mengingat bahwa ia harus menjadi orang yang menang di dalam setiap hal, atau dia tidak dimahkotai kemenangan. 


Jika kita tidak dapat mengendalikan emosi kita, apa yang telah anugerah lakukan bagi kita? Kita tidak boleh membuat kelemahan alami kita menjadi alasan untuk berbuat dosa, tetapi kita harus melarikan diri ke salib dan meminta Tuhan menyalibkan emosi kita.

Dengan merendahkan diri dihadapan-Nya, maka Roh Kudus akan memperbaharui kehidupan kita dengan kasih, kelembutan dan kesabaran.


Sumber Referensi:

https://alkitab.app/renunganpagi (diterjemahkan dari Morning and Evening: Daily Readings, Charles H. Spurgeon).


Posting Komentar untuk "Berfirmanlah Allah kepada Yunus: "Layakkah engkau marah?""