Siapakah Israel menurut Alkitab?

Siapakah Israel menurut Alkitab? Berdasarkan keterangan dari Kitab Kejadian, Israel berasal dari keturunan Yakub yang memiliki 12 anak laki-laki. Yakub adalah anak dari Ishak, yang merupakan anak dari Abraham. 

Kisah ini dimulai dengan Abraham, yang menerima janji dari Tuhan bahwa keturunannya akan menjadi bangsa yang besar. 

Dalam Kejadian 12, dijelaskan bagaimana Tuhan memanggil Abraham (dulu bernama Abram) untuk meninggalkan tanah kelahirannya dan pergi ke tanah Kanaan. 

Tuhan memberikan janji akan memberkati Abraham, membuat namanya masyhur dan keturunannya akan menjadi bangsa yang besar.

Tuhan juga berjanji akan memberkati orang-orang yang memberkati Abraham dan mengutuk orang-orang yang mengutuk Abraham (Kej. 12:3). 

Tanah yang dijanjikan Tuhan tersebut akan warisan atau diberikan kepada keturunannya. Selain itu, Tuhan juga menjanjikan bahwa Abraham akan menjadi bapa bagi banyak bangsa.

Siapakah Israel menurut Alkitab?

Abraham memiliki seorang anak bernama Ishak dengan Sara, istrinya. Ishak kemudian memiliki dua anak, Esau dan Yakub. Yakub inilah yang kemudian dinamai Israel oleh Tuhan. Yakub sendiri memiliki dua belas anak laki-laki, yang masing-masing menjadi dua belas suku Israel.

Nama anak-anak Yakub adalah sebagai berikut: Ruben, Simeon, Lewi, Yehuda, Dan, Naftali, Gad, Asyer, Isakhar, Zebulon, Yusuf, dan Benyamin. Dua belas nama ini menjadi nenek moyang dari dua belas suku Israel. 

Keturunan Yakub ke Mesir 

Kisah dimulai dengan ketika Yusuf dijual oleh saudara-saudaranya ke pedagang Midian yang hendak pergi ke Mesir. Selanjutnya, Yusuf dijual kepada seorang pegawai istana Firaun yang bernama Potifar. 

Melalui perjalanannya yang panjang, Yusuf tetap setia kepada Allah dan tidak melakukan sesuatu yang kurang patut. 

Pada akhirnya, Tuhan selalu menyertai dan memberkati Yusuf sampai ia dijadikan orang pertama kepercayaan Firaun. Karena kemampuannya dalam menafsirkan mimpi (Kejadian 37-50) maka Yusuf dijadikan bendahara negara Mesir dan menyelamatkannya dari bahaya kelaparan.

Setelah Yusuf dan generasi sebelumnya meninggal, Kitab Keluaran mencatat bahwa "sebuah generasi baru" memerintah Mesir. Raja baru ini tidak mengenal Yusuf dan tidak mengetahui jasa-jasa yang dilakukan Yusuf untuk Mesir (Keluaran 1:8).

Selain raja Mesir yang baru tidak mengenal jasa-jasa Yusuf, bangsa Israel ternyata telah berkembang pesat dan menjadi banyak di Mesir. Hal ini menimbulkan ketakutan di pihak raja Mesir, mereka bisa saja menjadi ancaman atau alat untuk pemberontakan jika tidak diawasi secara ketat.

Untuk mengatasi kekhawatiran dan ancaman yang mungkin  bisa terjadi maka Firaun yang baru memutuskan untuk menekan bangsa Israel. 

Dia mulai memperkerjakan bangsa Israel dengan keras, bahkan memberikan pekerjaan berat, menindas dan menjadikan mereka budak. 

Bangsa Israel dipaksa untuk melakukan pekerjaan berat seperti membangun kota-kota penyimpanan dan berurusan dengan berbagai tugas konstruksi.

Namun karena penindasan tersebut tidak berhasil menekan jumlah populasi Israel secara signifikan, maka Firaun memerintahkan para bidan untuk membunuh bayi laki-laki yang baru lahir dari bangsa Israel. 

Ini adalah tindakan pembunuhan paling kejam untuk mengurangi pertumbuhan populasi dan mengurangi potensi ancaman (Keluaran 1:15-22).

Dalam situasi penganiayaan ini, lahirlah seorang bayi laki-laki dari keluarga Lewi yang kemudian dinamai Musa. Musa selamat dari ancaman pembunuhan ini karena ditemukan oleh putri Firaun dan diadopsi menjadi anaknya (Keluaran 2:1-10).

Kebangkitan Musa sebagai Pemimpin

Musa kemudian melarikan diri dari Mesir setelah membunuh seorang Mesir yang memukuli seorang Israel. Dia menghabiskan waktu di tanah Midian sebelum dipanggil oleh Tuhan dari semak yang menyala untuk memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir.

Keluarnya Israel dari Mesir

Sampai pada waktunya Allah menampakan diri kepada Musa dan mengutusnya untuk memimpin Israel menuju tanah Perjanjian untuk menggenapi janji-janji Allah kepada Abraham (Keluaran 3-4).

Perjalanan bangsa Israel menuju tanah Kanaan, yang dikenal sebagai perjalanan di padang gurun atau Eksodus. Kisah ini dijelaskan di dalam Kitab Keluaran dan dilanjutkan pendudukan tanah Kanaan di kitab Yosua.

Setelah berbagai tulah terjadi di Mesir, Tuhan melalui Musa memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan. Peristiwa terakhir yang mengerikan adalah kematian anak-anak sulung bangsa Mesir dan memaksa Firaun untuk membebaskan bangsa Israel (Keluaran 12:29-32).

Setelah kematian Musa, Yosua mengambil alih kepemimpinan bangsa Israel. Di bawah pimpinan Yosua, mereka akhirnya memasuki tanah Kanaan setelah melintasi Sungai Yordan, yang juga dibelah oleh Tuhan untuk memungkinkan mereka untuk menyeberang (Yosua 3-4).

Penaklukan tanah Kanaan

Sebelum memulai penaklukan, bangsa Israel melakukan persiapan rohani, termasuk penyucian diri dan sunat bagi anak-anak yang belum disunat ketika mereka keluar dari tanah Mesir (Yosua 5:2-9). 

Mereka juga merayakan Paskah di tanah Kanaan, menandai akhir dari perjalanan padang gurun dan awal dari era yang baru di tanah yang dijanjikan Allah (Yosua 5:10-12).

Yerikho adalah kota pertama yang harus ditaklukkan oleh bangsa Israel, karena kota ini dikenal dengan temboknya yang besar dan kuat. Allah memberi instruksi khusus kepada Yosua tentang bagaimana cara menaklukkan kota tersebut (Yosua 6). 

Yosua memimpin pasukan Israel untuk mengelilingi kota sekali sehari selama enam hari berturut-turut. Pada hari ketujuh, mereka mengelilingi kota tujuh kali. 

Setelah mengelilingi kota untuk ketujuh kalinya, dan imam meniup sangkakala tanduk domba. Dan apabila sangkakala tanduk domba itu panjang bunyinya maka haruslah rakyat Israel bersorak dengan suara nyaring. 

Yosua melakukan semua perintah Allah dengan setia, dan pada hari ketujuh, ketika sangkakala tanduk domba berbunyi panjang maka mereka bersorak-sorai dengan suara nyaring dan kota Yerikho pun runtuh (Yosua 6:1-20).

Setelah kemenangan di Yerikho, Yosua melanjutkan penyerangan menuju Ai, sebuah kota kecil. Namun, karena Akan mencuri dan mengambil barang-barang terlarang dari Yerikho, maka Israel mengalami kekalahan dalam pertempuran pertama mereka melawan Ai (Yosua 7).

Setelah mengatasi masalah dosa tersebut, Yosua kembali menyerang Ai dengan strategi baru. Kali ini, mereka memanfaatkan tipu muslihat untuk menjerat penduduk Ai. 

Mereka berpura-pura mundur, menarik penduduk Ai keluar dari kota, dan kemudian menyerang kota yang tidak terjaga (Yosua 8:1-29).

Selanjutnya, Yosua melanjutkan kampanye militer untuk menaklukkan kota-kota di bagian utara dan selatan tanah Kanaan. Penaklukan ini melibatkan pertempuran melawan koalisi kota-kota yang dipimpin oleh berbagai raja (Yosua 10-11).

Setelah penaklukan, tanah Kanaan dibagi di antara suku-suku Israel. Pembagian ini dilakukan sesuai dengan instruksi Tuhan dan dilaksanakan di bawah pengawasan Yosua (Yosua 13-21). 

Setiap suku menerima bagian tanah yang ditentukan, dan kota-kota suaka serta kota-kota Lewi juga ditetapkan (Yosua 20-21).

Setelah kepemimpinan Yosua berakhir, maka masuklah zaman Hakim-Hakim, kisah ini dijelaskan di dalam Kitab Hakim-Hakim. Di sinilah berdirilah  kerajaan Israel dengan raja pertama yang bernama Saul.

Setelah kematian Saul, kerajaan Israel bersatu di bawah kepemimpinan raja Daud. Tanah Perjanjian/Kanaan telah seutuhnya di rebut dan dikuasai oleh Israel di bawah kepemimpinan raja Daud. Secara militer, Daud telah membawa Israel kepada kejayaan militer yang gemilang.

Posting Komentar untuk "Siapakah Israel menurut Alkitab?"