Percaya dan tidak kehilangan sukacita

Renungan Pagi
Minggu, 11 Agustus 2024

Ah, kiranya aku seperti dalam bulan-bulan yang silam. [Ayub 29:2]

"Percaya dan tidak kehilangan sukacita," pernyataan ini sering menggambarkan kehidupan orang Kristen yang mengingat masa lalu dengan sukacita. Namun tidak sedikit pula yang mengingat masa lalu dengan kesedihan, kekecewaan atau ketidakpuasan. 

Mereka melihat kembali kepada hari-hari yang sudah mereka lewati yang penuh dengan liku-liku dan berbagai kegagalan tau pun keberhasilan. 


Bagi mereka yang memiliki persekutuan dengan Tuhan tentu tetap optimis dan tetap melihat masa depan dengan penuh sukacita. Sikap seperti ini tentu tidak mungkin dimiliki oleh orang-orang yang tidak memiliki persekutuan dengan Allah secara pribadi. 

Banyak anak-anak Tuhan yang menjadi suam-suam kuku, persekutuan mereka dibalut pakaian hitam yang murung dan suram. Mereka pernah hidup dan mengenal Tuhan Yesus, namun sekarang mereka merasa telah menjauh dari-Nya. 

Mereka selalu mengeluh dan menuntut berkat an berkat, tetapi mereka tidak memiliki persekutuan yang serius dengan Allah. Hal-hal tersebut justru membuat mereka tidak memiliki pikiran yang damai saat ini, atau mereka tidak memiliki sukacita di dalam Allah.

Percaya dan tidak kehilangan sukacita

Ada banyak orang-orang Kristen mengatakan: "Ah, kiranya aku seperti dalam bulan-bulan yang silam," ya, mereka melihat dan menatap masa depan dengan pesimis. Sikap seperti ini menunjukkan bahwa mereka tidak sungguh-sungguh giat hidup di dalam kebenaran dan memuliakan Allah. 

Penyebab dari keadaan yang menyedihkan ini bermacam-macam. Ini mungkin timbul karena tidak memiliki persekutuan pribadi dengan Allah, sehingga menjadi permulaan dari mundurnya kerohanian.

Penyebab lain, mungkin mereka telah menyimpang dan melakukan penyembahan berhala. Hati sudah diisi dengan sesuatu yang lain, lebih daripada dengan Allah; kepada hal-hal duniawilah yang dikasihi, bukan hal-hal surgawi. 

Allah yang pencemburu tidak akan puas dengan hati yang bercabang; Dia harus dikasihi, sebagai yang terutama dan terbaik. Dia akan menarik terang kehadiran-Nya dari hati yang dingin dan mengembara. Atau penyebabnya mungkin ditemukan dalam kepercayaan diri dan pembenaran diri. 

Kesombongan di dalam hati harus diwaspadai, alih-alih merendahkan diri di kaki salib tetapi sebenarnya dirinya ang ditinggikan. 

Hai orang-orang Kristen, jikalau keadaanmu sekarang tidak sama "seperti dalam bulan-bulan yang silam," maka pergi dan carilah Tuanmu, dan beri tahu Dia keadaanmu yang menyedihkan. 

Mintalah pertolongan dan kekuatan dari Allah, karena Dialah satu-satunya penolong yang sejati yang tidak akan pernah meninggalkanmu. Firman Tuhan mengatakan, "rendahkanlah dirimu di hadapan Dia, dan Dia akan meninggikan kamu" (Yak 4:10).

Jangan bersikap seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah, yang hanya duduk meratap dan mukanya muram. Selalu ada harapan selama Dokter terkasih hidup, bahkan ada kepastian pemulihan untuk kasus-kasus terburuk.

Sumber Referensi: 
Renungan Pagi Morning and Evening: Daily Readings, Charles H. Spurgeon.

Posting Komentar untuk "Percaya dan tidak kehilangan sukacita"